Pages

Saturday, August 17, 2013

Cerita Si Gadis yang Selamat dari Bom Atom

Cerita Si Gadis yang Selamat dari Bom Atom

Puluhan ribu orang tewas saat bom atom meledak di atas Nagasaki. Namun seorang gadis selamat, meskipun saat itu ia berada sangat dekat dengan pusat ledakan. Selama hampir 7 dekade, ia telah menyimpan pengalaman itu dalam dirinya sendiri. Tapi kini ia telah membagi cerita ajaib mengenai kelolosan dirinya dari maut. Tinjauan hari ini membawakan laporan wartawan NHK World Nana Yamada dari Nagasaki.

Bom atom meledak di atas Taman Perdamaian Nagasaki tanggal 9 Agustus 1945. Sebuah tempat perlindungan yang berjarak hanya sekitar 120 meter dari situ, dipenuhi orang. Semuanya meninggal, kecuali Sachiko Kurokawa, seorang gadis yang berusia 9 tahun.

Pada bulan Juli kemarin, cerita mengenai selamatnya Sachiko diungkapkan untuk pertama kalinya dalam bentuk lembaran gambar tradisional, yang merupakan karya dari Shizuko Mitamura. Mitamura juga mengalami serangan bom atom. Selama lebih dari 30 tahun ia telah bekerja sebagai pemandu wisata, menjelaskan kepada para murid sekolah yang mengunjungi Nagasaki setiap tahunnya mengenai apa yang terjadi pada hari itu.

Suatu tanda petunjuk pada Taman Perdamaian mengatakan bahwa semua orang di area tersebut meninggal, kecuali seorang gadis berusia 9 tahun. Mitamura telah lama bertanya-tanya, siapa sebenarnya orang itu, yang berhasil selamat secara menakjubkan. Mitamura mengatakan akhirnya ia memutuskan kalau ia harus mencari tahu tentang cerita itu sendiri. Melalui korban selamat lainnya, Mitamura mengetahui kalau Sachiko, si gadis yang selamat, ternyata masih hidup. Mitamura memutuskan untuk menghubunginya.

Hingga kini, Sachiko belum pernah berbicara kepada siapapun mengenai apa yang telah dialaminya. Pertama-tama ia merasa enggan untuk mengingat kembali kenangan buruk tersebut. Namun ia luluh oleh keinginan kuat Mitamura untuk mewariskan pengalaman para korban bom atom yang selamat lainnya, sebagai sebuah doa bagi perdamaian bagi generasi masa depan.

Sachiko mengatakan kepada Mitamura, saat itu muncul suatu kilat terang dan ia pingsan dan tidak tahu pasti untuk berapa lama. Sachiko mengatakan, bumi di sekitar tempat perlindungan runtuh dan satu kakinya patah, sehingga ia tidak dapat bergerak. Sachiko meneruskan ceritanya, bahwa ia terus menggendong adiknya yang saat itu masih hidup di punggungnya untuk beberapa waktu, namun kemudian adiknya meninggal.

Untuk membuat ceritanya lebih dapat dipahami bagi mereka yang belum pernah mengalami pengeboman, Mitamura memutuskan untuk mengilustrasikannya dengan lembaran-lembaran gambar. Ia membuat dan memperbaiki setiap adegan, dan menghabiskan waktu lebih dari satu tahun untuk menyelesaikan teksnya.

Pada sebuah pertunjukan yang menggunakan bentuk lembaran gambar tradisional, Mitamura menceritakan kepada para hadirin, "Dalam perjalanannya untuk menyelamatkan diri bersama ayahnya, Sachiko melihat tumpukan jenazah hangus, dan orang-orang berjalan dengan kulit yang mengelupas."

Ceritanya berakhir dengan permohonan Sachiko bagi perdamaian. "Adalah kita, umat manusia, yang memulai perang, dan adalah kita juga, umat manusia, yang bisa menciptakan perdamaian."

Mitamura mengatakan Nagasaki perlu mengambil peran sebagai mercu suar perdamaian. Ia juga mengatakan bahwa senjata-senjata nuklir tidak ada manfaatnya sama sekali. Ia mengatakan kalau dirinya akan terus menyebarkan pesannya tersebut dengan lantang.


Source: NHK World

0 comments:

Post a Comment